Munculnya Flu Kelelawar setelah Flu Burung

Setelah flu burung, sekarang flu kelelawar?
Untuk pertama kalinya, peneliti menemukan bukti adanya virus flu pada kelelawar. Peneliti masih belum mengetahui apakah virus ini bisa berbahaya bagi manusia. Penemuan yang mengejutkan tentang adanya virus flu pada kelelawar ini merupakan laporan pertama adanya flu pada hewan yang bisa terbang. Sejauh ini, peneliti masih belum dapat mengembangkannya, sehingga masih belum diketahui apakah virus ini dapat menyebar.

Virus flu wajar ditemukan pada manusia, babi, atau burung, dan akhir-akhir ini juga pernah terdeteksi pada anjing, kuda, anjing laut, dan ikan paus. Lima tahun yang lalu, ahli virus dari Rusia menyatakan bahwa mereka menemukan virus pada kelelawar, namun mereka tidak pernah menunjukkan bukti.
Ilmuwan mencurigai bahwa beberapa kelelawar terkena flu beberapa abad yang lalu, dan saat ini virus telah bermutasi bersama kelelawar dan membentuk berbagai macam jenis. Hingga saat ini peneliti masih belum mampu mengembangkan virus flu tersebut pada telur ayam atau sel manusia, seperti yang biasa mereka lakukan pada virus flu lainnya.

Namun, virus ini memiliki kemungkinan bisa berbahaya bagi manusia. Jika mereka berinteraksi dengan virus flu lainnya, mereka bisa bermutasi menjadi virus yang lebih berbahaya.

Peneliti menemukan virus ini saat mereka meneliti 300 kelelawar selama tahun 2009 - 2010. Mereka berfokus pada penyakit rabies yang ada pada kelelawar. Namun mereka juga meneliti kuman lain yang ternyata mengandung virus flu tersebut.

Kelelawar yang terjangkit virus flu ini memakan buah dan serangga, serta tidak menggigit manusia. Namun tidak mustahil mereka bisa meninggalkan virus pada buah-buahan yang bisa berbahaya jika dimakan oleh manusia.

Saat ini, ilmuwan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat efek dan perkembangan virus flu pada kelelawar. Mereka akan mencoba mengambil contoh darah kelelawar dan melihat apakah virus flu tersebut bisa ditularkan pada hewan lainnya. Namun ini juga tidak menjamin tingkat keamanan virus, karena beberapa virus berbahaya, seperti hepatitis C, awalnya juga sulit untuk dikembangkan di laboratorium.
Diberdayakan oleh Blogger.