Google+ Seperti Kota Hantu

Google boleh saja mengklaim bahwa situs jejaring sosial miliknya, Google+, memiliki 100 juta pengguna hingga awal April 2012. Namun sebuah riset mengatakan sebaliknya, Google+ sepi seperti "kota hantu".

Banyak "penghuni" namun minim aktivitas, itulah kira-kira gambaran untuk Google+.

Berdasarkan survei yang dilakukan lembaga riset nirlaba RJ Metrik terhadap 40 ribu pengguna Google+ berdasarkan sampel acak, tercatat bahwa keterlibatan antarpengguna Google+ cukup rendah.

Menurut survey RJ Metrik, setiap posting rata-rata hanya mendapat satu "+1" (semacam interaksi "Like" di Facebook) dan satu balasan pula. Selain itu, terdapat sekitar 30% pengguna Google+ yang baru satu kali membuat posting publik di jejaring sosial itu dan tidak pernah lagi membuat posting yang kedua. Pengguna aktif jika dirata-rata melakukan posting setiap 12 hari, bahkan 15% pengguna Google+ yang telah membuat 5 tulisan publik tidak pernah lagi melakukan posting.

Jumlah posting publik rata-rata dari setiap pengguna aktif pun terus menurun setiap bulannya. Penelitian yang dilakukan RJ Metrik ini hanya terfokus pada aktivitas posting. Hal ini membuat Google angkat bicara. "Dengan hanya melakukan pelacakan pada posting publik, penelitian ini cacat dan tidak akurat merepresentasikan berbagai aktivitas dan sharing yang terjadi di Google+," demikian pernyataan Google kepada situs teknologi Fast Company.

Menurut Google, aktivitas Google+ lebih privasi karena pengguna berbagi dengan orang yang ada di "Circle", tidak perlu secara terbuka berbagi pemikiran, foto atau video kepada dunia.

Ini bukanlah penelitian pertama yang menggambarkan Google+ sebagai "kota hantu".

Hasil survei lembaga riset comScore pada Januari 2012 menyebut, kebanyakan pengguna hanya menghabiskan waktu 3,3 menit di Google+, sementara pengguna Facebook "nongkrong" selama 7,5 jam di situs jejaring sosial milik Mark Zuckerberg itu.

Pew Internet & American Life Project juga menemukan, 52% pengguna Facebook dan 33% pengguna Twitter terlibat aktif sehari-hari di kedua jejaring sosial itu. Vice President for Engineering Google, Vic Gundortra, dalam sebuah artikel di majalah The Times pernah menyebut Google+ adalah "sebuah selimut sosial yang membungkus seluruh pengalaman di Google." Dengan kata lain, pengguna yang melakukan log-in dengan akun Gmail lalu menggunakan YouTube atau mesin pencari Google, mereka terhitung telah menggunakan Google+. Dengan cara tersebut, Google mengatakan Google+ adalah produk yang paling cepat berkembang dalam sejarah perusahaan Google.
Diberdayakan oleh Blogger.